This is only a way to guide me find out who I am, how I feel and how things are connected to me.

Monday, July 21, 2008

KALAU INDONESIA, MAH….

Rumput tetangga tampak lebih hijau. Kalau pun rumput kita lebih hijau, mudah-mudahan rumputnya tetangga enggak bakalan hijau-hijau.

Entah di mana, ada saja komentar yang mengelukan negeri tetangga dan mencibirkan negeri sendiri. Misalnya, menirukan cibiran grup band yang lagi in dalam satu iklan produk telekomunikasi, “di negeri sana mana ada orang buang sampah sembarangan, coba di Indonesia, beeee…!”. Atau, membuat perbandingan yang tidak ada habisnya, “di negeri anu sistem hukumnya bagus, sistem pendidikannya jelas, kesejahteraan karyawan juga diperhatikan, seni budaya dipandang mulia. Bandingin sama di Indonesia, mana buktinya? Perumahan di sana rapi, jalanannya diatur buat pejalan kaki. Udah gitu, taman kota dipelihara supaya nyaman, anak kecil punya tempat main, ibu-ibu lebih terdidik, makanya mereka bisa begini…begitu…bla…bla…bla….”

Maka bayangkanlah setiap kesempatan hanya jadi ajang untuk mengutuki tanah air sendiri. Lantas, kalau semuanya sibuk memaki, siapa yang akan mengulurkan tangan untuk membuang sampah pada tempatnya? Siapa yang akan menciptakan sistem hukum, pendidikan dan ketenagakerjaan yang lebih baik? Siapa yang akan mempelajari dan melestarikan warisan seni dan budaya milik negeri ini?

Mari, coba tengok di sekitar kita. Adakah yang bisa dilakukan untuk memperbaiki negeri ini, mulai dari tangan kita sendiri? Biarlah rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita. Kalau perlu, tanyakan saja apa rahasianya? Memang sudah sepatutnya kita belajar dari prestasi orang lain. Mengapa tidak cibiran kita ubah menjadi motivasi? Di Indonesia memang belum banyak taman bermain untuk anak-anak, bagaimana ya cara menciptakannya? Bisakah mall di sulap jadi tempat bermain untuk semua kalangan? Di lingkungan saya masih ada yang buang sampah sembarangan, lantas bagaimana, ya sebaiknya saya mengelola sampah di rumah? Siapa tahu orang lain mencontoh hal baik yang saya lakukan, yang penting saya memulai dari yang bisa saya lakukan.

“Kalau Indonesia, mah ga punya semangat juang, udah keenakan. Mana bisa?”, begitu ketus seorang teman. Ah, jangan percaya! Buktinya teman saya itu - yang berani bilang seperti itu tadi - adalah orang Indonesia yang sedari kecil berjuang habis-habisan supaya bisa sekolah dan mampu merintis bisnisnya sendiri. Apa dia gak ngaca kalau dia adalah satu dari banyak orang Indonesia yang semangat juangnya kobar?

Berkacalah pada diri anda, apa benar anda sudah kehilangan semangat juang? Nyalakanlah sedikit. Perlahan tapi pasti. Dan gerakkan gerigi mesin anda untuk menjadi orang yang lebih berarti. Lalu, kalau rumput kita perlahan jadi lebih hijau atau bahkan jadi yang terhijau sedunia, undanglah tetangga anda datang untuk tahu rahasia anda. Toh, kebaikannya akan jadi milik semua. Tak inginkah anda melihat dunia yang lebih baik demi anak cucu kita?

Mari jadi lebih baik.

No comments: