This is only a way to guide me find out who I am, how I feel and how things are connected to me.

Thursday, February 10, 2005

Puing

Kabut turun di pagi siru randu
Lembayung merah launi bayu biru
Lenjar rana lintasi masa sara nelangsa

--------------------------------

Langit menggelap. Hujan deras berganti gerimis-gerimis manis. Obing baru datang. Cakep, kucel, dan langkahnya santai kecapaian.

"Hai," aku menyapa. Dibalas alis yang bergerak naik dan seutas senyum. Seutas saja, dan itu cukup.

Obing merentangkan tangan, menggeliat dan berujar, "Uu..ketiduran di bus, dingin juga seh.. tapi yang terasa bgt laper dan leher pegel."

"Mau makan di mana?," aku bertanya.

"Lagi pesen pecel naga di depan gang. Maem bareng ye?"

"Yuk!" sahutku setuju. Santapan harian versi bujangan, kalau bukan menu warteg, ya menu warung tenda. Kali ini pecel naga, alias pecel lele yang kebetulan ber-"kumis" mirip naga.

Si gondrong itu berjalan di sisiku. Menyalakan sebatang Lucky Strike yang kemudian asapnya menggumpal, memutih, terbang bebas dan menghilang. Gerimis masih rintik. Jalanan basah. Lampu jalan berkeriap mewarnai keremangan.

Di depan gang wangi gorengan menyeruak. Melengkapi suara sambal goreng yang menguarkan aroma pedas. Pecel naga Obing sudah tersaji, lengkap dengan nasi, sambal dan lalap. Kami duduk bersisian. Sebentar kemudian datang jeruk hangat dan kopi panas.

Aku menatap setengah menerawang, kemudian menceritakan ini.

"Minggu lalu, gue putusan lewat sms. Nih, baca deh."

Obing mengernyit, meraih handphoneku, membaca, lalu bertanya heran. "Ada apa,Tem???", (huh, harus ya panggil Item? Coba tolong diganti dengan 'tidak berkulit terang')

"Gak kuat," jawabku.

"Kenapa tau-tau sms kaya gitu?"

"Ya lewat mana lagi ngomongnya?"

Obing membaca ulang pesan itu. Sebentar diam melanjutkan makan, lalu bertanya lagi. "Katanya ke Bandung waktu itu, ah bikin gue bingung aja."

"Waktu itu emang ke Bandung. Gw kirim sms pagi-pagi. Siangnya, tanpa rencana Bude gue minta temenin ke Bandung. Ya udah, sekalian melarikan diri, daripada gw nangis bombay di rumah."

Obing menyeruput kopi panas. Alisnya mengernyit. (Keren juga, euy tampangnya). "Emang kenapa, sih?" desaknya mau tahu.

"Hmm..? Kenapa, ya?" sahutku masih setengah menerawang. Sedih juga jadinya. Bingung, lepas, kosong? Sedih. Kehilangan. Pastinya.

Bahunya terangkat, memperhatikan aku dan menyudahi santap malamnya. "Sedih juga gue, sampe gemeteran ni."

Aku tersenyum lebar, melirik dan mendorongnya pelan menggunakan siku. “Segitunya lo..”

Gerimis masih meluncur tapi mulai tiris. Nyala rokok Obing kembali hembus asap putih yang sebentar sudah lenyap dan menyisakan sesak nafas.

"Gue pernah cerita gak kalo gw kesepian?" tanyaku.

Obing menggeleng.

"Gue gak tahu apa-apa, Bing.. Dan gue gak bisa ditinggal sendirian. Sepi. Gak bisa ngadu, pegangan gue jauh gak tau di mana sementara gue perlu pegangan itu,"

"Dan sebaliknya, gue gak yakin dia paham," memahamiku maksudnya.

Obing diam, mulai mengantuk, sesekali mengangguk, masih mendengarkan. Yah, andai dia juga begitu tekun mendengarkan. Karena aku mau seseorang yang siap mendengarkan tanpa batas, entah waktu atau ruang.

Keluar dari warung tenda. Langkahku dan Obing setapak demi setapak menjauh. Obing menikmati perjalanan tapak-tapak kakinya. Sesekali menatap berkeliling seperti mencari. "Lo baik-baik aja kan?" tanyanya. Aku mengangguk, meski gontai. Kemudian tersenyum dan merentangkan lengan, menghela. "Pasti. Pasti gue baik-baik aja. Thanks udah nanya."

"Baik-baik ya." ia kembali memastikan. "Hehehe..iya, pasti baik-baik aja. Lo juga ya."

"Kok gue?" kemudian ia melanjutkan begini, "gue sedih juga, tapi kalo lo yakin sama keputusan lo, ya sudah. Dia pasti bisa terima."

"Makasih.."

Obing menghisap habis rokoknya, menghembus dan berhenti, menghadap ke arahku. "Ati-ati ya. Met tidur."

"Iya. Thanks udah ngedengerin." Obing menaikkan alis sekali lagi, berkacak pinggang dan berbalik. Selamat malam, Obing. Istirahat deh, pasti hari ini melelahkan untuk kamu.

Sementara Obing menghilang di ujung gang, aku melangkah terus. Ke mana sekarang?