Pagi kedelapan Ramadhan 1428 H.
Aku tenggelam di antara lembar-lembar tentang negosiasi yang mempertaruhkan nyawa seseorang. Ketegangan merambat sampai pundakku hampir kaku. Sekejap aku merasa bahwa salah satu dari mereka akan mematahkan leher seseorang, sampai tiba-tiba kudengar seorang lelaki berteriak dan memaksaku berhenti membaca.
"Hei, Pak! Pak, Pak!! Tolong, Pak!", ia berujar begitu keras, menegur seseorang.
Mataku beralih pada tangannya yang menunjuk-nunjuk memperingatkan. Dan di arah yang ia tunjuk dua orang lelaki saling pukul.
Aku menatap ngeri. Sementara kendaraan yang kutumpangi tetap melaju menjauhi tempat itu. Sesaat aku lihat lelaki yang memperingatkan itu sudah berdiri di sisi mereka, dan beberapa yang lain mencoba melerai.
Hah..! Hari masih pagi dan dingin, sepuluh menit menjelang 7.20, sebelum kartu absen diwarnai tinta merah keterlambatan. Aku masih merasa tidak enak karena kejadian itu. Tapi, baguslah. Ternyata hal itu mampu menarikku kembali ke dunia nyata.
This is only a way to guide me find out who I am, how I feel and how things are connected to me.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment