Kutulis namamu di sebutir keagunan
Engkaulah sahabat jiwa yang bernafas
Dalam detak jantungku
Pemilik mata bak permata
Pemilik senyum malaikat pemberi rizki
Indah namamu dilukis pujangga
Lirih rupamu dipuja dewa-dewa surga
Kala awan hitam melingkupi, kubertanya atas kelamnya
Jauhlah kilat yang kan meleburmu
Saat matahari menerangi,
ku bahagia atas senyummu
Cerita-cerita bijak kita kan halangi terik membakar
Dipagi buta hanya syukur atas hadirmu
Walau tak seorang akan menduga
yang kan terjadi di antara hari yang merambat
Jiwa apa yang kamu nantikan
Raga apa yang kau cari
Mengapa kita tak berlari,
dan kita bersama saling mengerti nanti
Sampai penghujung yang penuh misteri.
-------------
This poem submitted by Kang Gaver to Sara.
Glad to see you, man!
This is only a way to guide me find out who I am, how I feel and how things are connected to me.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment