Gambar yang Tak Pernah Lepas Karena Ia Tak Pernah Lengkap

sepertinya aku bercermin di telaga tanpa dasar dengan berharap menemuimu
mengenang dengan setumpuk takjub karena aku yang pergi
tanpa genah karena dasar hati belum melengkapi gambarmu sepenuhnya
bersama sisa-sisa kegetiran merangkul asa yang kian habis
berkabung dengan janji yang tak kutemui sejak ramadhan sampai tak bertepi

aku perlu keberadaan raga rapuhmu menopangku
menggamit lengan yang kekanakan dengan kedewasaan yang kau pilih
memastikan hidupmu terisi dan akulah yang memenuhi
tidak untuk berjalan bersisian sementara bersusah payah menghapusmu

aku tak pernah melengkapinya
gambarmu yang separuh membiru tanpa udara
membunuh kesepianku dengan membunuhmu aku kira
kau tak pernah mati, aku tak pernah menguburmu

aku pergi dengan gambar yang tak pernah lepas lagi

Puisi-puisi Tak Bernama

Seperti kembang
dengan dahan, ranting dan tubuhnya
dan kegenapan kita

Bonsai Merah

Hari itu, kuletakkan satu tanaman kecil. Untuk kubiarkan tumbuh dan mengakar di taman tanpa aku. Lalu aku merenung, mencari cara untuk menemukanmu. Ternyata kamu masih di sana, dengan mengingat diriku sekedarnya dan tanpa sadar menjawab semua tanya.